Dia juga tak pernah memakaicover(karena pantulannya bisa membahayakan dirinya). Dia bahkan membiarkan salju masuk mulutnya sehingga nafasnya tidak akan terlihat. Dia dijulukiThe White Deatholeh musuhnya, karena telah membunuh 700 lebih tentara Soviet.
Hingga saat ini, belum ada yang bisa menyamai rekor Simo Hayha sebagaisniperdalam hal jumlah korban.
2. Pasukan Sniper Wanita Rusia
Uni Soviet memang merekrut banyak wanita untuk dilatih menjadisniperdalam kesatuan tentaranya saat PD II. Parasniperwanita ini sebagian besar dipandang sebagai kontribusi yang sangat baik dalam perang.
Daripada menyebutnya satu-satu, pasukan sniper berikut sudah cukup menggetarkan hati musuh-musuhnya.
Sersan VN Stepanov: membunuh 20 musuh. Sersan JP Belousov: membunuh 80 musuh. Sersan AE Vinogradov: membunuh 83.
Kemudian Letnan EK Zhibovskaya: membunuh 24 musuh. Sersan KF Marinkin: membunuh 79 musuh. Sersan OS Marenkina: membunuh 70 musuh.
Ada juga Letnan NP Belobrova: membunuh 70 musuh. Letnan N. Lobkovsky: membunuh 89 musuh. Letnan VI Artamonov: membunuh 89 musuh. Sersan MG Zubchenko: membunuh 83 musuh.
Terakhir Sersan NP Obukhov: membunuh 64 musuh. Sersan AR Belyakov: membunuh 24 musuh.
Jika ditotal semua sniper wanita ini telah membunuh 775 orang, jauh lebih banyak dari kebanyakan sniper laki-laki dalam sejarah perang. Jumlah korban dari sniper wanita secara total selama perang adalah lebih dari 12.000 jiwa.
1. Sgt Dillard Johnson
- Dengan jumlah musuh yang dibunuh mencapai 2.746, Johnson adalah tentara paling mematikan dalam perang. Selama bertugas di Irak, Johnson telah dikenal sebagai kombatan yang paling banyak membunuh tentara lawan.
Dia diklaim telah membunuh 2.746 tentara lawan selama bertugas di Timur Tengah. 121 di antaranya tewas karena aksisniping. Namun ada perdebatan tentang akurasi jumlahnya karena beberapa rekannya mengatakan ada tentara lawan yang tewas karena bunuh diri. Tak diragukan lagi, prajurit AS ini telah membunuh sangat banyak musuh.
kembali ke >>>
berita unik >> | halaman lainnya |
beranda utama | facebook kta |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar