Setelah melakukan investigasi mendalam selama bertahun-tahun, akhirnya Lukhaup menemukan asal mula lobster Cherax Pulcher di wilayah Hoa, Teminabuan, Papua Barat. Berdasarkan ukuran, pola warna-warni dan bentuk capitnya, ia kemudian menyimpulkan bahwa lobster tersebut merupakan spesies baru.

Akhirnya pada 4 Mei 2015 lalu, Lukhaup pun mempublikasikan risetnya di jurnal ZooKeys. Secara bentuk, lobster tersebut mirip dengan spesies Cherax Boosemani, tetapi yang ini memiliki ukuran lebih kecil sekitar 12 cm dan warna tubuhnya yang indah didominasi biru. Meskipun Christian Lukhaup senang dengan hasil penemuannya itu, ia juga mengaku khawatir dengan pelestarian lobster Cherax Pulcher karena saat ini industri perdagangan hewan, termasuk lobster sangat marak dan kurang terkendali. Hal tersebut bisa mengancam jumlah populasi salah satu lobster paling cantik di dunia itu.

Kembali ke |>>> berita unik



|>>>
halaman utama |>>>

facebook kita

Tidak ada komentar: